oleh

Dinkes Tangsel Jelaskan Soal Kasus Covid-19 di Wilayahnya

Tangerang Selatan – Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel) menjelaskan mengenai kondisi pandemi Covid-19 di wilayahnya. Sebelumnya, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menyebut kasus harian Covid-19 di Tangsel mencapai 1.500 kasus yang didominasi varian Delta, bukan Omicron.

Diketahui, angka kasus Covid-19 di Tangsel terus meningkat. Bahkan berdasarkan situs https://lawancovid19.tangerangselatankota.go.id/ hingga Minggu (13/2/2022), kasus positif aktif yang terdeteksi mencapai 21.636 pasien, dan dalam 24 jam terakhir terdapat penambahan 1.713 kasus, dilansir beritasatu.com.

Meski demikian, hingga 10 Februari 2022, warga di Tangsel yang terkonfirmasi varian Omicron (B.1.1.529) hanya berjumlah 23 kasus. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang dikirim dari rumah sakit maupun laboratorium di Tangsel dan di luar Tangsel. Sebanyak 23 pasien Omicron tersebut telah dinyatakan sembuh.

“Tanggal 1 Januari 2022 pertama kali ditemukan kasus konfirmasi Covid 19 varian omicron (B.1.1.529) di Kota Tangerang Selatan, yang merupakan transmisi Lokal. Dan sampai tanggal 10 Februari yang terkonfirmasi covid-19 varian Omicron berdasarkan pemeriksaan WGS berjumlah 23 kasus. Namun demikian saat ini semua kasus sudah dinyatakan sembuh,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, dr Alin Hendarlin Mahdaniar dalam keterangannya, Senin (14/2/2022).

Baca Juga  Terseret Arus, Seorang Mahasiswi Untan Tewas di Singkawang

Meski jumlah kasus Omicron terbilang kecil, Dinkes Tangsel menyangkal varian Delta yang biasanya mempunyai gejala sedang dan berat mendominasi kasus dan berdampak pada keterisian rumah sakit di wilayah tersebut. Dikatakan, sebagian besar kasus Covid-19 di Tangsel merupakan orang tanpa gejala atau bergejala ringan. Dengan demikian, tingkat keterisian rumah sakit saat ini masih terbilang rendah.

“Sampai tanggal 10 Februari 2022, jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi sejak awal Januari sebesar 19.104 dengan sebagian besar berasal dari kalangan orang tanpa gejala (OTG) dan ringan. Keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 dan ICU Covid-19 rumah sakit selama tahun 2022 cukup rendah rata-rata hanya satu tempat tempat tidur ICU Covid-19 terisi, sedangkan keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 di bawah 50 tempat tidur, akhir bulan Januari 2022 keterisian tempat tidur 100 tempat tidur isolasi Covid-19,” paparnya.

Baca Juga  Jenderal TNI Dudung Abdurachman Apresiasi Ekspedisi Geopark Kaldera Toba SMSI

Data ini berbeda jauh bila dibandingkan dengan bulan Juni Juli 2021. Saat itu, keterisian tempat tidur ICU Covid-19 mencapai 50 tempat tidur dan tempat tidur isolasi covid sebanyak 590 tempat tidur dengan didominasi gejala sedang dan berat sehingga berdampak pada tingginya angka kematian.

“Berdasarkan data di atas kasus konfirmasi Covid19 Kota Tangerang Selatan tahun 2022 diduga bukan varian Delta yang mempunyai sebagian besar gejala sedang berat yang berdampak pada keterisian rumah sakit dan angka kematian,” lanjutnya.

Baca Juga  Grup Lion Air Tawarkan Voucher Tes PCR Mulai Rp 285.000

Dilanjutkan Alin, untuk mengetahui varian Omicron (B.1.1.529) diperlukan pemeriksaan S-gene target failure (SGTF) atau uji deteksi single nucleotide polymorphism (SNP) berbasis polymerase chain reaction (PCR) kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) positif Omicron SARS-COV-2. Namun demikian, tidak semua kasus konfirmasi di wilayah Tangerang Selatan dapat diperiksa WGS.

“Di Indonesia Kapasitas pemeriksaan WGS terbatas hanya 2.700 per bulan, dengan rincian 1.350 sampel rumah sakit, 300 sampel dari daerah dengan peningkatan kasus, 600 sampel dari provinsi dan 450 sampel PPLN dibagi proporsional untuk setiap pintu masuk. Untuk Banten mendapat alokasi pemeriksaan WGS 100 sampel dan 43 sampel untuk alokasi rumah sakit. Di Banten Laboratorium pemeriksa WGS di FK UIN Syarif Hidayatullah,” tandasnya.(*/cr2)

 

News Feed